Salah
satu visi dan misi perguruan tinggi Indonesia (kedinasan maupun bukan) adalah
mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat indonesia. Dengan memperhatikan perkembangan dunia yang
begitu pesat, maka pembentukan masyarakat Indonesia yang modernmenjadi tujuan
utama dari pembangunan nasional Indonesia. Pembangunan masyarakat modern ini
akan menyangkut perubahan-perubahan nilai-nilai Pancasila.
Namun
pada realitanya, mahasiswa seolah lupa akan fungsinya untuk mengambil peran
dalam pembangunan bangsanya sendiri, terutama dalam bidang ekonomi. Sikap
apatis yang terbentuk menjadi sebuah kewajaran tersendiri jika doktrin yang
di berikan adalah mencari sebuah besarnya nominal saja, tanpa memberikan
gambaran jelas peran seorang mahasiswa dalam masyarakat sendiri. Terutama
dalam ranah organisasi, dimana kita sebagai mahasiswa ekonomi khususnya, sudah menjadi keharusan dapat memahami dan
mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi itu sendiri. Dalam konteks
menyeluruh, termasuk pada ranah organisasi dan pelaksanaan program kerja yang
mengutamakan sebuah dampak meluas dan berjangka panjang, bukan besaran nominal yang
di keluarkan dari sebuah program kerja.
Perbedaan pemuda biasa dengan
mahasiswa dapat di lihat dari segi tindakan dan landasan berpikirnya. Dalam
konteks pengabdian masyarakat, mahasiswa seharusnya memberikan solusi yang
berjangka panjang dalam penyelesaian sebuah masalah yang terjadi di masyarakat.
Tidak serta merta menjalankan kegiatan yang berorientasi pada bentuk pengabdian
masyarakat yang cenderung memberikan “ikan” daripada “kail”.
Pola pengabdian seperti tadi nampaknya
bias dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni; pendidikan-pengajaran,
penelitian-pengembangan, dan pengabdian masyarakat. Orientasi kegiatan yang di
adakan mengacu kepada besarnya dana yang di keluarkan dan berapa banyak sponsorship dalam yang masuk.
Pertanyaannya adalah sejauh mana sebuah program kerja dapat berdampak secara
maksimal dan berjangka panjang lebih dirasakan oleh masyarakat.
Sebagai mahasiswa ekonomi aktif organisasi contohnya, sudah wajib hukumnya mengetahui isu ekonomi yang sedang berkembang. Hal ini penting, mengingat fungsi dari mahasiswa sebagai kaum muda yang berintelek. Implementasi dari program kerja dan pengabdian masyarakat pun dalam konteks berorganisasi seharusnya bersifat edukatif kepada masyarakat.
Dapat kita ambil contoh implementasi
kegiatan yang bermuara dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah, dengan
mengadakan penelitian kepada UKM. Pertama,
kita lakukan analisis permasalahan yang sudah lama menjadi masalah klasik. Kita umpamakan mereka
terkendala pada permodalan. Kedua,
dicarikan sebuah solusi antara lain bisa
meminjam kepada pihak bank atau opsi kedua dengan membentuk koperasi dengan
menghimpun UKM yang lainya. Ketiga adalah, mahasiswa turun langsung
ke lapangan dengan membawa hasil dari penelitian dan pengkajian yang telah di hasilkan,
misalkan opsi pembentukan koperasi menjadi opsi terbaik, maka kita bentuk
bentuk bersama dan kita awasi proses berjalanya koperasi sampai benar-benar
bekerja optimal untuk menjawab masalah permodalan bagi UKM setempat. Pembinaan tersebut bersifat continue pada jangka waktu tertentu
menyesuaikan goal yang telah di
targetkan.
Saya rasa contoh di atas lebih
konkrit, mahasiswa mendapatkan pembelajaran dari masalah di tersebut. Tetapi juga
dapat memberikan solusi berjangka panjang bagi masyarakat dan sebagai sarana
pengabdian masyarakat. Jadi jelas, Tri Dharma Perguruan Tinggi di maknai melalui program kerja pada organisasi kemahasiswaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar